Bismillahirrohmanirrohimm...
Dunia kampus adalah dunia yang menurut sebagian orang menyebutnya sebagai wahana pembelajaran dan pendewasaan, untuk berpikir, berkarya, dan berkreatifitas. Banyak hal ditawarkan, banyak ikon disuguhkan dan disediakan tatkala memasukinya. Sesuatu yang yang baru, atau sesuatu yang mungkin tidak ketahui sebelumnya,ternyata ada di sini, ditempat ini.
Mahasiswa sebagai penghuni mayoritas, adalah kumpulan pemuda dengan segudang potensi dan kesempatan untuk melanjutkan estafet masa depan. Mereka adalah ruh baru dalam jaasad ummat. Jika mereka menyadarinya.!
Proses pembelajaran dan penempaan menubuhkan corak dan karaktristik yang beraneka ragam dalam diri mahasiswa. Setidaknya, saya bisa menyebutkan atau lebih tepatnya membagi menjadi tiga kelompok mahasiswa berdasarkan karaktristik serta tabiat kesehariaanya masing-masing.
Kelompok pertama yakni mereka yang saya sebut sebagai komunitas mahasiswa KUPU-KUPU (KUiahPUlang-KUliahPUlang). Atau yang lebih familiar di kenal dengan mahasiswa ‘studi oriented’. Targetnya adalah bagaimana mengumpulakan ilmu dan sebaik-baiknya nilai dari bangku perkuliahan. Seolah hanya dengan itu, ia mampu mejadi orang yam dewasa dan mendapat predikat sebagai pembelajar sejati.
Berlawanan dengan kelompok pertama, kelompok kedua adalah mereka yang ingin berproses menjadi dewasa dan berprestasi dengan meninggalkan sisi natural sebagai seorang mahasiswa, akademik. Ya, mereka adalah mahasiswa KURA-KURA (KUliahRApat-KUliahRApat), yang bagi mereka pengembangan bakat berorganisasi lebih penting dalam menunjang dunia pasca kampus dan karir, dibanding hanya sekedar berkutat dengan bangku perkuliahan atau perpustakaan. Memang ada benarnya, tapi ada juga cacatnya. Meskipun, tak jarang pula mahasiswa berprestasi yang dihaslkan dari lumbung organisasi. Tapi, ini tak cukup menjadikan mereka sebagai pembelajar sejati, jika hanya menjadikan duniawi sebagai bekal utama.
Kelompok ketiga, mereka yang memahami dunia kampus hanyalah dunia persiapan untuk menghadapi dunia luar yang lebih nyata. Pemahaman ini mereka letakkan dalam keseimbanagan dzikir dan fikir. Mereka memahami tugas lahir mereka sebagai seorang mahasiswa, tetapi mereka tidak berusaha untuk menyampingkan atau melalaikan amanah mereka sebagai seorang muslim. Mahasiswa KUDA-KUDA (KUliahDAkwah-KUliahDAkwah) sebutan bagi mereka. Bagi mereka, dimanapun tempatnya, apapun aktifitasnya, da’i adalah gelar mereka yang pertama. Nahnu Du’at Qobla Kulli Syaiin. Jika dia mahasiswa, maka ia adalah da’i yang berprofesi sebagai mahasiswa. Bukan mahasiswa yang bekerja menjadi da’i. Kuliah adalah tugasnya, organisasi adalah tempat kerjanya, tapi dakwah tetap amanah utamanya. Kelompok pertama dan kedua sering termasuk bagian dari kelompok ini. Tapi, kelompok ini belum tentu ditemukan pada kategori pertama ataupun kedua.....
Dunia kampus adalah dunia yang menurut sebagian orang menyebutnya sebagai wahana pembelajaran dan pendewasaan, untuk berpikir, berkarya, dan berkreatifitas. Banyak hal ditawarkan, banyak ikon disuguhkan dan disediakan tatkala memasukinya. Sesuatu yang yang baru, atau sesuatu yang mungkin tidak ketahui sebelumnya,ternyata ada di sini, ditempat ini.
Mahasiswa sebagai penghuni mayoritas, adalah kumpulan pemuda dengan segudang potensi dan kesempatan untuk melanjutkan estafet masa depan. Mereka adalah ruh baru dalam jaasad ummat. Jika mereka menyadarinya.!
Proses pembelajaran dan penempaan menubuhkan corak dan karaktristik yang beraneka ragam dalam diri mahasiswa. Setidaknya, saya bisa menyebutkan atau lebih tepatnya membagi menjadi tiga kelompok mahasiswa berdasarkan karaktristik serta tabiat kesehariaanya masing-masing.
Kelompok pertama yakni mereka yang saya sebut sebagai komunitas mahasiswa KUPU-KUPU (KUiahPUlang-KUliahPUlang). Atau yang lebih familiar di kenal dengan mahasiswa ‘studi oriented’. Targetnya adalah bagaimana mengumpulakan ilmu dan sebaik-baiknya nilai dari bangku perkuliahan. Seolah hanya dengan itu, ia mampu mejadi orang yam dewasa dan mendapat predikat sebagai pembelajar sejati.
Berlawanan dengan kelompok pertama, kelompok kedua adalah mereka yang ingin berproses menjadi dewasa dan berprestasi dengan meninggalkan sisi natural sebagai seorang mahasiswa, akademik. Ya, mereka adalah mahasiswa KURA-KURA (KUliahRApat-KUliahRApat), yang bagi mereka pengembangan bakat berorganisasi lebih penting dalam menunjang dunia pasca kampus dan karir, dibanding hanya sekedar berkutat dengan bangku perkuliahan atau perpustakaan. Memang ada benarnya, tapi ada juga cacatnya. Meskipun, tak jarang pula mahasiswa berprestasi yang dihaslkan dari lumbung organisasi. Tapi, ini tak cukup menjadikan mereka sebagai pembelajar sejati, jika hanya menjadikan duniawi sebagai bekal utama.
Kelompok ketiga, mereka yang memahami dunia kampus hanyalah dunia persiapan untuk menghadapi dunia luar yang lebih nyata. Pemahaman ini mereka letakkan dalam keseimbanagan dzikir dan fikir. Mereka memahami tugas lahir mereka sebagai seorang mahasiswa, tetapi mereka tidak berusaha untuk menyampingkan atau melalaikan amanah mereka sebagai seorang muslim. Mahasiswa KUDA-KUDA (KUliahDAkwah-KUliahDAkwah) sebutan bagi mereka. Bagi mereka, dimanapun tempatnya, apapun aktifitasnya, da’i adalah gelar mereka yang pertama. Nahnu Du’at Qobla Kulli Syaiin. Jika dia mahasiswa, maka ia adalah da’i yang berprofesi sebagai mahasiswa. Bukan mahasiswa yang bekerja menjadi da’i. Kuliah adalah tugasnya, organisasi adalah tempat kerjanya, tapi dakwah tetap amanah utamanya. Kelompok pertama dan kedua sering termasuk bagian dari kelompok ini. Tapi, kelompok ini belum tentu ditemukan pada kategori pertama ataupun kedua.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar